Candi Borobudur
MAGELANG, TI - Puluhan batu kuno ditemukan terpendam di kebun dan sebagian dijadikan fondasi rumah milik Mardani, warga asal Dusun Nampan, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Sebagian batu tersebut diduga merupakan bagian dari batu penyusun Candi Borobudur.
Arkeolog sekaligus Kepala Kelompok Kerja Dokumentasi Publikasi Balai Konservasi Peninggalan Borobudur Yudi Suhartono mengatakan, benda-benda cagar budaya, termasuk batu kuno, baik yang merupakan batu penyusun Borobudur maupun penyusun candi lainnya, memang banyak tersebar di lingkungan sekitar dan di rumah-rumah penduduk.Batu atau benda cagar budaya tersebut banyak dimanfaatkan sebagai bagian dari bangunan rumah warga atau sekadar sebagai hiasan rumah.
”Warga tak melaporkan temuan dan memanfaatkan batu kuno dengan tidak semestinya karena mereka memang belum paham benar tentang benda cagar budaya,” ujarnya, Rabu (25/1).
Temuan batu tersebut ada yang berupa batu polos dan sebagian lainnya adalah batu dengan pahatan relief. Yudi mengatakan, keseluruhan temuan batu tersebut akan diteliti lebih lanjut. Batu-batu yang diduga menjadi bagian dari batu penyusun Candi Borobudur juga akan diteliti lebih mendalam, untuk mengetahui di mana posisi batu-batu tersebut dalam bangunan candi.
Sebelumnya, menurut dia, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah juga sempat mengambil dan mengumpulkan puluhan batu kuno dan beragam benda cagar budaya dari rumah warga di sekitar Candi Borobudur. Sekarang ini, benda-benda tersebut diamankan di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Batu kuno tersebut pertama kali ditemukan oleh Kepala Desa Tanjungsari Darto, yang ketika itu tengah membersihkan selokan antara rumah adiknya, Widodo, dan rumah Mardani. Awalnya, dia hanya menemukan satu batu dan mengiranya hanya sebuah batu biasa. Namun, karena Widodo bersikeras bahwa itu adalah batuan candi, penggalian pun diteruskan.
”Kami sudah menemukan 18 batu kuno dan masih ada lebih dari 10 batu lagi yang tidak bisa diambil karena tersusun sebagai fondasi rumah,” ujarnya.
Rumah Mardani kini sudah tidak ditinggali lagi karena yang bersangkutan pindah ke luar daerah.
Selain itu, batu kuno juga ditemukan di Dusun Mendalan, Desa Tanjungsari. Batu tersebut berupa batu berelief, menggambarkan sosok sebagian tubuh manusia.
Tidak hanya di rumah warga, temuan batu kuno yang diduga menjadi bagian dari Candi Borobudur juga ditemukan di halaman timur Candi Borobudur. Batu ini merupakan batu dengan pahatan relief.
Selama tiga tahun berturut- turut, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur menerima empat kali laporan temuan batu kuno. Sebelumnya, pada tahun 2010, di Desa Tanjungsari, ditemukan empat batu, dua di antaranya adalah fragmen batuan dan dua kepala Buddha. Pada 2011 ditemukan satu arca tanpa kepala di Rambeanak, Kecamatan Borobudur. (EGI)
”Warga tak melaporkan temuan dan memanfaatkan batu kuno dengan tidak semestinya karena mereka memang belum paham benar tentang benda cagar budaya,” ujarnya, Rabu (25/1).
Temuan batu tersebut ada yang berupa batu polos dan sebagian lainnya adalah batu dengan pahatan relief. Yudi mengatakan, keseluruhan temuan batu tersebut akan diteliti lebih lanjut. Batu-batu yang diduga menjadi bagian dari batu penyusun Candi Borobudur juga akan diteliti lebih mendalam, untuk mengetahui di mana posisi batu-batu tersebut dalam bangunan candi.
Sebelumnya, menurut dia, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah juga sempat mengambil dan mengumpulkan puluhan batu kuno dan beragam benda cagar budaya dari rumah warga di sekitar Candi Borobudur. Sekarang ini, benda-benda tersebut diamankan di Balai Konservasi Peninggalan Borobudur.
Batu kuno tersebut pertama kali ditemukan oleh Kepala Desa Tanjungsari Darto, yang ketika itu tengah membersihkan selokan antara rumah adiknya, Widodo, dan rumah Mardani. Awalnya, dia hanya menemukan satu batu dan mengiranya hanya sebuah batu biasa. Namun, karena Widodo bersikeras bahwa itu adalah batuan candi, penggalian pun diteruskan.
”Kami sudah menemukan 18 batu kuno dan masih ada lebih dari 10 batu lagi yang tidak bisa diambil karena tersusun sebagai fondasi rumah,” ujarnya.
Rumah Mardani kini sudah tidak ditinggali lagi karena yang bersangkutan pindah ke luar daerah.
Selain itu, batu kuno juga ditemukan di Dusun Mendalan, Desa Tanjungsari. Batu tersebut berupa batu berelief, menggambarkan sosok sebagian tubuh manusia.
Tidak hanya di rumah warga, temuan batu kuno yang diduga menjadi bagian dari Candi Borobudur juga ditemukan di halaman timur Candi Borobudur. Batu ini merupakan batu dengan pahatan relief.
Selama tiga tahun berturut- turut, Balai Konservasi Peninggalan Borobudur menerima empat kali laporan temuan batu kuno. Sebelumnya, pada tahun 2010, di Desa Tanjungsari, ditemukan empat batu, dua di antaranya adalah fragmen batuan dan dua kepala Buddha. Pada 2011 ditemukan satu arca tanpa kepala di Rambeanak, Kecamatan Borobudur. (EGI)
Kami sudah menemukan 18 batu kuno dan masih ada lebih dari 10 batu lagi yang tidak bisa diambil karena tersusun sebagai fondasi rumah
Sumber :
Kompas Cetak
0 komentar:
Posting Komentar